MURDAYA PO: �FAIRPLAY HARGA
MATI !�
Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Golf Indonesia (PB PGI) Murdaya Widyawimarta Po mengingatkan seluruh pegolf untuk menjaga fairplay pada Pekan Olahraga Nasional (PON) yang akan diselenggarakan pada September mendatang.
�Olahraga merupakan permainan
yang sportif, harus taat terhadap
peraturan-peraturannya. Jangan
sampai ada atlet yang tidak
menyadari itu. Semua aturan sudah
jelas, harus fairplay! Jika ada kecurangan,
itu sangat memalukan.
Kita harus menjadi orang yang
bisa dibanggakan. Apalagi PON ini
sangat penting untuk bangsa dan
negara. Kita harus memberi contoh
kepada generasi yang lebih muda,�
kata Murdaya
Cabang olahraga golf akan dipertandingkan
di Bandung Giri Gahana
Golf, Jawa Barat, 10-13 September
mendatang. Ada tujuh medali emas
yang akan diperebutkan. Pada
kelompok
putra dan putri masingmasing
ada nomor perorangan,
beregu, dan foursome. Satu emas
lainnya
diperebukan pada nomor
mix foursome. Ada 77 atlet yang
akan berkompetisi dan dibantu oleh
41 official.
Jika terbukti ada pihak yang
melakukan kecurangan pada pesta
olahraga tersebut, Murdaya tidak
segan segan akan memberikan
sanksi. �Bisa saja mereka kami
keluarkan
dari keanggotaan PGI.
Tiap atlet dan juga pengprov pasti
ingin menang. Tapi jangan lupa
bahwa golf adalah gentleman
sport,� tegasnya. PON merupakan
ajang untuk melihat bibit baru untuk
memperkuat tim nasional, sehingga
harus dimanfaatkan maksimal oleh
seluruh daerah.
Tahun 2015, R&A mengirimkan
perwakilannya, Dominic Wall
selaku R&A Asia Pacific Director
untuk melihat langsung kondisi golf
di Indonesia. Dan komentarnya
pun mengejutkan: Indonesia is
the �sleeping giant� of golf in the
Asian region. Jika ditangani dengan
strategi, program, dan orang
yang tepat, maka Indonesia akan
memiliki potensi yang besar untuk
meraih prestasi dalam waktu yang
singkat.
�Kita harus terus mendorong
para atlet agar mereka mempunyai kepercayaan diri dan keyakinan
bahwa mereka mempunyai harapan
untuk menang. Kita harus membantu
mereka agar mereka tidak hanya
bagus dalam teknik bermain, tapi
juga memiliki mental juara,� kata
Murdaya. Para atlet harus memiliki
psikologis yang matang, sehingga
dalam kondisi apa pun mereka
tidak takut menghadapi tantangan.
Untuk membantu pembinaan
atlet-atlet daerah, PB PGI terus aktif
menjalankan program pembinaan
dan kegiatan ke daerah-daerah.
Selama bulan April 2016, bidang
pembinaan telah melakukan
National Development Program ke
Jawa Timur (Surabaya) pada 8-10
April dan Sumatera Utara (Medan)
pada 15-17 April. Selanjutnya, PB
PGI juga ke Papua (Timika) pada
19-23 Mei lalu.
�Kami sudah menginformasikan
kegiatan ini kepada seluruh provinsi,
sedangkan jadwal kunjungan
disesuaikan
dengan permintaan
dari masing-masing daerah. Kami
harap semua daerah dapat pro
aktif menanggapi program ini
karena sayang sekali jika tidak
dimanfaatkan,� kata Dading
Soetarso, Bidang Pembinaan PB
PGI. Dalam setiap kunjungan
tersebut, Dading didampingi oleh
Peter Bailey, salah satu pelatih asing
dari Inggris yang direkrut oleh
Murdaya.
Selain itu, PB PGI saat ini juga
memberikan
fasilitas kepada setiap
pengprov untuk mengirimkan dua
atlet dan seorang pelatih untuk
mendapatkan
pelatihan dari pelatih
bertaraf
internasional di Jakarta
selama satu minggu.
Murdaya juga merekrut David
Milne dan Lawrie Montague
dari Australia. Kedua
pelatih ini memiliki banyak
pengalaman menangani
atlet-atlet berprestasi,
termasuk menangani tim
nasional Indonesia
sebelumnya. Kedua pelatih
itu fokus mempersiapkan tim
nasional untuk menghadapi
berbagai kompetisi
internasional. |