SELAYANG PANDANG PUTERA CUP,
LION CITY CUP DAN SANTI CUP
Putra Cup |
DALAM sejarah percaturan
golf amatir, turnamen golf
beregu Putera Cup adalah
turnamen golf tertua di
kawasan Asia
Tenggara.Turnamen golf
amatir beregu ini mulai
digulirkan pada tahun 1960.
Seperti diketahui, penggagas
turnamen tersebut adalah
Tunku Abdul Rahman Putra Al
Haj. Awalnya turnamen ini
ditujukan khusus untuk
negara bekas jajahan
Inggeris (Negara
Persemakmuran) di kawasan
Asia Tenggara di antaranya
di Malaysia dan Hongkong.
Bahkan nama kejuaraan itu
sendiri bukan Putera Cup.
Pada 1960 Perdana Menteri
Malaysia saat itu, Tunku
Abdul Rahman Putra Al Haj,
melontarkan sebuah ide
bagaimana cara untuk
meningkatkan skala kejuaraan
beregu tersebut menjadi
event bergengsi yang
mempertemukan para pegolf
dari negara di kawasan Asia
Tenggara.
Ide tersebut kemudian
digulirkan ke beberapa
negara seperti Thailand,
Burma (kini Mynmar),
Filipina, Singapura dan
Hongkong yang saat itu masih
menjadi sebuah negara dan
belum bergabung ke China.
Gayung pun bersambut. Tujuh
nergara d Asia Tenggara �
termasuk Malaysia � sepakat
menggelar turnamen golf
se-Asia Tenggara. Sebagai
penggagas, PM Tunku Abdul
Rahman menyumbangkan piala
bergilir yang kemudian
dikenal dengan �Putra Cup�
sebagai identitas popular
dari event tersebut.
Setahun kemudian, untuk
pertama kalinya kejuaraan
golf beregu tersebut
digulirkan. Royal Selangor
Golf Club, Malaysia,
mendapat kehormatan sebagai
tempat kejuaraan tahunan
golf beregu tersebut. Semua
negara pendukung
diselenggarakannya kejuaraan
golf beregu tersebut turut
serta.
Lion City Cup |
Hongkong, yang pada saat itu
masih menjadi sebuah negara
dan belum bergabung ke
China, keluar sebagai juara.
Dan, sejak 1965 semua negara
pendukung ide PM Tunku Abdul
Rahman tersebut sepakat
bahwa setiap negara di
kawasan Asia Tenggara secara
bergantian menjadi tuan
rumah.
Pada akhir 1970-an peserta
kejuaraan golf amatir beregu
di kawasan Asia Tenggara
tersebut bertambah dengan
bergabungnya Papua Nugini.
Lalu, pada 1980-an Brunei
Darusalam pun bergabung.
Sementara Hongkong � meski
statusnya tidak lagi menjadi
sebuah negara setelah
bergabung dengan China pada
1990-an � tetap diakui
eksistensinya sebagai negara
peserta karena memiliki
nilai historis.
Dalam sejarahnya, Filipina
adalah negara yang paling
banyak memperebutkan gelar
juara (17 kali) dan empat
kali menjadikan piala
kejuaraan tersebut sebagai
piala tetap
(1963,1965,1968-1973 dan
1981-1983. Thailand berada
di posisi kedua dengan 15
kali juara, disusul Malaysia
dengan 8 kali juara.
Akan tetapi kejayaan
Filipina mulai surut ketika
pada 1997 Thailand berhasil
meraih posisi terhormat.
Negara di kawasan Asia
Tenggara yang tidak pernah
dijajah tersebut saat itu
diperkuat Thongchai Jaidee �
pro yang kini berkiprah di
PGA Tour Indonesia mulai
berpartisipasi dalam event
yang sangat bergengsi di
kawasan Asia Tenggara
tersebut pada era tahun
1970-an. Namun, baru di era
Sukamdi, keikut-sertaan
pegolf Indonesia di turnamen
tersebut, mulai
diperhitungkan.
Paling tidak, pegolf
kenamaan dari Thailand yang
bernama Thongchai Jaidee
(ketika masih berstatus
amatir) sangat respek
terhadap Sukamdi. Pasalnya,
pegolf dari Tahiland itu,
tidak pernah menang apabila
berkompetisi melawan
Sukamdi.
Santi Cup |
Usulan
Memasuki millennium ketiga,
turnamen golf amatir beregu
yang diselenggarakan setahun
sekali secara bergiliran di
kawasan Asia Tenggara plus
Hongkong tersebut, diikuti
oleh turnamen bertajuk Lion
City Cup.
Sesuai namanya, Lion City
Cup muncul atas usulan
pengurus asosiasi golf
amatir Singapura yang
memandang bahwa perkembangan
olahraga golf di kalangan
pegolf junior kawasan Asia
Tenggara plus Hongkong pun
perlu diakomodir.
Atas kesepakatan seluruh
asosiasi golf di kawasan
Asia Tenggara plus Hongkong
yang tergabung di Asean Golf
Federation (AGF), Lion City
Cup mulai dipertandingkan
pada 2006.
Seperti halnya pengurus
asosiasi golf Singapura yang
menggagas Lion City Cup,
pengurus asosiasi golf
Thailand pun mengusulkan
agar ada event khusus untuk
pegolf amatir wanita.
Usul dari pengurus asosiasi
golf amatir Thailand pun
disetujui oleh seluruh
anggota AGF. Maka, sejak
2008, negara yang mendapat
giliran sebagai tuan rumah,
selain menggelar event
Putera Cup dan Lion City
Cup, juga menggelar event
Santi Cup.
Ketiga event amatir beregu
tersebut � dalam
pelaksanaannya �
diselenggarakan secara
bersamaan di satu golf
course.
Kartini Cup
Setelah usulan dari pengurus
asosiasi golf amatir
Singapura (dengan Lion City
Cup-nya) dan Thailand
(dengan Santi Cup-nya)
disetujui oleh segenap
jajaran pengurus Asean Golf
Federation (AGF), dalam
pertemuan yang berlangsung
di Emeralda Golf Club
tanggal 30 Agustus 2012,
giliran usulan Indonesia (PB
PGI) yang secara bulat
diterima oleh seluruh
anggota AGF.
Oleh karena itu, ketika
pengurus asosiasi golf
amatir Myanmar yang tahun
depan bertindak sebagai tuan
rumah, selain harus
menyelenggarakan ketiga
event tersebut secara
bersamaan, negeri seribu
pagoda tersebut juga
menggelar event Kartini Cup,
yang diajukan oleh Pengurus
Besar Persatuan Golf
Indonesia (PB PGI).
Keberhasilan PB PGI
menggoalkan event Kartini
Cup, membuktikan bahwa PB
PGI pun peduli terhadap
pegolf junior � khususnya di
kalangan pegolf junior
puteri � di kawasan Asia
Tenggara plus Hongkong.
Dengan demikian, mulai tahun
depan dan seterusnya,
seluruh potensi pegolf yang
ada di kawasan Asia Tenggra
plus Hongkong � dari pegolf
junior hingga amatir putera
dan puteri � terakomodir
seluruhnya!
|