Naraajie T28, Alam T54
Perjuangan Naraajie Emerald Ramadhan Putra dan
M. Rifqi Alam Ramadhan pada ajang Asia-Pacific
Amateur Championship berakhir dengan
masing-masing finis di peringkat T28 dan T54.
Catatan ini jelas masih lebih baik daripada
peringkat masing-masing pada akhir putaran
ketiga. Meski demikian, keduanya belum dapat
memperbaiki catatan penampilan mereka pada
kejuaraan amatir paling bergengsi di Asia
Pasifik ini.
Pada putarna final tersebut, Naraajie memulai
permainan dengan kurang meyakinkan ketika ia
mendapatkan bogey justru di hole pertamanya. Ia
masih bisa bermain 1-under setelah mendapatkan
dua birdie di hole 2 dan 7, namun ia kembali
mendapat bogey di hole 8 dan 9.
"Rencana permainan saya tidak berjalan dengan
baik," ujar Naraajie. "Tadi sempat bangkit dan
bisa main 1-under sampai hole 7, tapi kemudian
justru mendapat bogey lagi di hole 8 dan 9."
Ia bahkan tampak bakal mendapatkan skor besar
lagi, seperti yang ia peroleh pada putaran
pertama, setelah di sembilan hole berikutnya ia
kembali mendapat bogey di hole 12 dan 13.
Beruntung di tiga hole berikutnya, secara
berturut-turut ia berhasil mendapat birdie
sehingga kembali bermain even par 72.
"Saya pikir saya harus bermain lebih sabar lagi
dan tidak mudah emosi. Saya juga perlu untuk
menyingkirkan keinginan untuk menang sejak
awal," sambungnya, menanggapi hasil yang jauh
dari memuaskan ini.
Naraajie pun menyudahi perjuangannya dengan skor
total 291.
Adapun Alam, sapaan M. Rifqi Alam Ramadhan, juga
setali tiga uang dengan Naraajie. Bermain dari
hole 10, ia justru mendapat tiga bogey dan hanya
sebuah birdie. Ia memang bisa menghindari
mendapat triple bogey, seperti pada hari kedua
dan ketiga, namun ia masih mendapat double bogey
di hole 6. Dengan tambahan tiga bogey di
sembilan hole kedua dan hanya tiga birdie, ia
harus puas dengan torehan 4-over 76.
Meski akhirnya hanya berada di peringkat T54
dengan skor total 303, Alam mencatatkan prestasi
100% lolos cut dalam dua penampilannya pada
ajang Asia-Pacific Amateur Championship ini.
Tahun lalu di Singapura ia finis di posisi T49,
yang sekaligus menjadi hasil terbaik baginya.
Dengan hasil tersebut, catatan prestasi terbaik
bagi Indonesia pada ajang Asia-Pacific Amateur
Championship masih dipegang oleh George
Gandranata. Ia berhasil finis di peringkat T17
pada tahun 2011. Raihan terbaik kedua dibukukan
oleh Tirto Tamardi pada tahun 2015 ketika ia
finis di peringkat T19.
Pemain tuan rumah Lin Yuxin akhirnya berhasil
keluar sebagai juara setelah berduel dua hole
play-off dengan pegolf amatir No.1 Dunia asal
Jepang, Takumi Kanaya. Keduanya terpaksa
melanjutkan pertandingan setelah dalam 72 hole
reguler, keduanya sama-sama menorehkan skor
total 10-under 278. Lin akhirnya menang setelah
di hole play-off kedua mencatatkan birdie. Ia
menjadi pegolf kedua setelah Hideki Matsuyama
yang berhasil menjuarai turnamen ini lebih dari
sekali.
Terlalu banyak double dan triple bogey
Hasil yang didapatkan kedua wakil Indonesia yang
tersisa hingga putaran final itu jelas
mengecewakan. Terutama mengingat keduanya
memiliki potensi untuk mencatatkan hasil yang
lebih baik.
"Untuk mendapatkan skor yang bagus pada pekan
ini, para pemain harus memukul ke fairway dan
menghindari rough tebal yang berjenis rumput
Bermuda," ujar David Milne, pelatih Indonesia
yang ikut mendampingi tim. "Ketiga pemain kita
mendapatkan terlalu banyak double dan triple
bogey untuk bisa bersaing secara kompetitif
sepanjang pekan ini."
Meski demikian, Milne masih memuji performa
Naraajie yang berhasil mencatatkan tiga birdie
berturut-turut untuk kembali mencatatkan even
par. Selain itu, ia juga menunjukkan bahwa apa
yang terjadi pada kontingen Indonesia sebenarnya
adalah sesuatu yang juga bisa terjadi pada
pemain kaliber sekalipun.
"Kita bisa melihat bahkan para pemain top
sekalipun melakukan kesalahan dalam putaran yang
mereka mainkan. Lin Yuxin, misalnya, memukul
bola ke air ketika ia hendak melakukan layup di
hole terakhirnya. Sementara pegolf Singapura
James Leow membukukan tujuh pukulan di hole
terakhirnya justru ketika ia sedang imbang
dengan pimpinan klasemen," jelasnya lagi.
Bagaimanapun juga, masih banyak pekerjaan rumah
yang harus dikerjakan kubu Indonesia, terutama
mengingat pada awal November 2019 Indonesia akan
kembali berpartisipasi pada ajang bergengsi
lainnya, yaitu Asia-Pasific Team Championship
atau yang dikenal dengan sebutan Nomura Cup.
Selain itu, yang tak kalah penting, adalah ajang
SEA Games.
Dengan sejumlah turnamen yang bakal digelar
dalam waktu dekat ini, mulai dari Kejuaraan
Nasional Amatir, sampai Menpora Emeralda Golf
Cup, masih ada waktu untuk berbenah sebelum
mengikuti kejuaraan beregu.
|