PB PGI Aktif Dukung Pembinaan Daerah
PB PGI terus aktif
menjalankan program
pembinaan dan kegiatan ke
daerah-daerah. Selama bulan
April 2016, bidang pembinaan
telah melakukan National
Development Program ke Jawa
Timur (Surabaya) pada 8-10
April dan Sumatera Utara
(Medan) pada 15-17 April.
Selanjutnya, PB PGI akan
datang ke Papua (Timika)
pada 19-23 Mei mendatang.
�Kami sudah menginformasikan
kegiatan ini kepada seluruh
provinsi,sedangkan jadwal
kunjungan disesuaikan dengan
permintaan dari
masing-masing daerah. Kami
harap semua daerah dapat pro
aktif menanggapi program
ini,� kata Dading Soetarso,
Bidang Pembinaan PB PGI.
Dalam setiap kunjungan
tersebut, Dading didampingi
oleh Peter Bailey, salah
satu pelatih asing dari
Inggris yang direkrut oleh
Ketua Umum PB PGI Moerdaya
Po untuk mendukung program
pembinaan golf Indonesia.
�Tujuan kami adalah
mengarahkan para atlet agar
bisa berkompetisi ke taraf
internasional. Kunjungan
kami ke daerah-daerah adalah
untuk membuat mereka paham
bahwa setiap atlet mempunyai
kebutuhan yang berbeda,
sehingga penanganan ke
setiap atlet juga harus
disesuaikan,� jelas Dading
yang juga menjabat sebagai
High Performance Director
Satlak Prima.
Dari kunjungan ke dua
daerah, Dading merasa
gembira karena mereka
memiliki banyak atlet
berpotensi. Masing-masing
daerah juga memiliki kondisi
yang berbeda. Di Jawa
Timur,terlihat peran para
orang tua atlet sangat
besar. Sementara di Sumatera
Utara, Pengprov setempat
sangat aktif memberikan
dukungan. Ketua Umum
Pengprov PGI Sumut Ichsan
Batubara menyediakan
fasilitas dan membuat banyak
program yang memadai untuk
membina para atletnya.
�Tapi pada akhirnya
keberhasilan akan ditentukan
oleh atlet itu sendiri,
pelatih, dan juga para orang
tua,� kata Dading.
Kedatangan Dading dan Peter
Bailey diharapkan dapat
merubah mindset mereka dalam
membuat program pembinaan
yang lebih tepat. Salah satu
contoh, sebaiknya anak-anak
tidak perlu early specialization, yaitu hanya
main golf saja di usia dini.
Malah sebaiknya anak-anak
juga bermain olah raga lain
seperti sepak bola, bola
basket, atau bulu tangkis.
Itu akan membantu
meningkatkan motor skills
mereka untuk main golf.
Pendidikan di sekolah formal
mempunyai manfaat besar
untuk kesuksesan sang anak
dimana mereka juga perlu
bersosialisasi dan melakukan
multi tasking. Teori 10 ribu
jam atau memukul 500 bola
per hari tidak menjamin
dapat membuat seorang pemain
menjadi juara.
Golf merupakan olahraga yang
unik dibandingkan dengan
jenis olahraga lainnya.
Olahraga ini tidak dibatasi
oleh umur dan prosesnya
cukup panjang.
Dalam pembinaan workshop
tersebut juga dijelaskan
bahwa mulai tahun ini PB PGI
akan menerapkan Indonesia
Golf Amateur Ranking (IGAR).
Sistem rangking ini
menerapkan sistem yang sama
dengan sistem perhitungan
World Amateur Golf Rangking
(WAGR), dimana sistemnya
lebih memperhitungkan
kualitas, bukan pada
kuantitas. Performance dan
hasil yang bagus lebih
diutamakan dibandingkan
dengan banyaknya jumlah
turnamen yang diikuti.
PB PGI menargetkan minimal
ada 40 anak Indonesia yang
masuk ranking WAGR pada
tahun 2018. Dengan demikian,
saat menjadi tuan rumah
Asian Games 2018, Indonesia
memiliki atlet-atlet
berkualitas dan dapat
merebut medali di ajang
bergengsi itu.
�Thailand saat ini punya 40
pemain di WAGR, Malaysia 25,
dan Singapura 21. Target
kita 40 pemain. Tahun 2018
Insya Allah ada pemain
Indonesia yang bisa menembus
top 300. Dengan demikian
peluangnya akan lebih bagus
supaya kita dapat masuk
kedalam contention untuk
menang. Kita melakukan
quantum leap untuk 2018.
Yang terpenting PB PGI akan
membangun landasan yang kuat
dengan program dan struktur
yang jelas serta setaraf
internasional. Selanjutnya
kami berharap pemain dan
orang tua dapat memilih
jalur/pathway masing-masing
yang optimal dan sesuai
dengan kebutuhan mereka ,�
jelas Dading.
Download artikel oleh Peter
Bayle : Environments,
Opportunities, & Support
|