Murdaya Po : Fairplay Harga Mati!
Jelang PON 2016
JAKARTA � Ketua Umum
Pengurus Besar Persatuan
Golf Indonesia (PB PGI)
Murdaya Widyawimarta Po
mengingatkan seluruh pegolf
untuk menjaga fairplay
pada Pekan Olahraga Nasional
(PON) yang akan
diselenggarakan pada
September mendatang.
�Olahraga merupakan
permainan yang sportif,
harus taat terhadap
peraturan-peraturannya.
Jangan sampai ada atlet yang
tidak menyadari itu. Semua
aturan sudah jelas,
fairplay harga mati!
Kita harus menjadi orang
yang bisa dibanggakan.
Apalagi PON ini sangat
penting untuk bangsa dan
negara. Kita harus memberi
contoh kepada generasi yang
lebih muda,� kata Murdaya
dalam acara buka puasa
bersama media di Jakarta,
Kamis (30/6).
Cabang olahraga golf akan
dipertandingkan di Bandung
Giri Gahana Golf, Jawa
Barat, 10-13 September
mendatang. Jika terbukti ada
pihak yang melakukan
kecurangan pada pesta
olahraga tersebut, Po tidak
segan segan akan memberikan
sanksi. �Bisa saja mereka
kami keluarkan dari
keanggotaan PGI. Tiap atlet
dan juga pengprov pasti
ingin menang. Tapi jangan
lupa bahwa golf adalah
gentleman sport,�
tegasnya. PON merupakan
ajang untuk melihat bibit
baru untuk memperkuat tim
nasional, sehingga harus
dimanfaatkan maksimal oleh
seluruh daerah.
Tahun 2015, R&A mengirimkan
perwakilannya, Dominic Wall
selaku R&A Asia Pacific
Director untuk melihat
langsung kondisi golf di
Indonesia. Dan komentarnya
pun mengejutkan:
Indonesia is the �sleeping
giant� of golf in the Asian
region. Jika ditangani
dengan strategi, program,
dan orang yang tepat, maka
Indonesia akan memiliki
potensi yang besar untuk
meraih prestasi dalam waktu
yang singkat.
�Kita harus terus mendorong
para atlet agar mereka
mempunyai kepercayaan diri
dan keyakinan bahwa mereka
mempunyai harapan untuk
menang. Kita harus membantu
mereka agar mereka tidak
hanya bagus dalam teknik
bermain, tapi juga memiliki
mental juara,� kata Murdaya.
Para atlet harus memiliki
psikologis yang matang,
sehingga dalam kondisi apa
pun mereka tidak takut
menghadapi tantangan.
Untuk membantu pembinaan
atlet-atlet daerah, PB PGI
terus aktif menjalankan
program pembinaan dan
kegiatan ke daerah-daerah.
Selama bulan April 2016,
bidang pembinaan telah
melakukan National
Development Program ke Jawa
Timur (Surabaya) pada 8-10
April dan Sumatera Utara
(Medan) pada 15-17 April.
Selanjutnya, PB PGI juga ke
Papua (Timika) pada 19-23
Mei lalu.
�Kami sudah menginformasikan
kegiatan ini kepada seluruh
provinsi,sedangkan jadwal
kunjungan disesuaikan dengan
permintaan dari
masing-masing daerah. Kami
harap semua daerah dapat pro
aktif menanggapi program ini
karena Pengprov hanya perlu
menyediakan lokasi pelatihan
saja. Biaya pelatih
ditanggung oleh PB PGI,�
kata Christine Wiradinata,
Sekjen PB PGI.
Dalam setiap kunjungan
tersebut, Dading Soetarso
(Ketua Bidang Pembinaan
Pemula) didampingi oleh
Peter Bailey, salah satu
pelatih asing dari Inggris
yang direkrut oleh Murdaya.
Selain itu, PB PGI saat ini
juga memberikan fasilitas
kepada setiap pengprov untuk
mengirimkan dua atlet dan
seorang pelatih untuk
mendapatkan pelatihan dari
pelatih bertaraf
internasional di Jakarta
selama satu minggu.
Murdaya juga merekrut David
Milne dan Lawrie Montague
dari Australia. Kedua
pelatih ini memiliki banyak
pengalaman menangani
atlet-atlet berprestasi,
termasuk menangani tim
nasional Indonesia
sebelumnya. Kedua pelatih
itu fokus mempersiapkan tim
nasional untuk menghadapi
berbagai kompetisi
internasional.
Tahun 2015, atlet-atlet
Indonesia mencetak prestasi
yang membanggakan. Walaupun
dengan persiapan yang
singkat, mereka berhasil
merebut dua medali perak dan
satu medali perunggu di SEA
Games. Tim Indonesia
menempati peringkat ketiga,
di bawah Thailand dan
Singapura. Pada ajang ASEAN
School Games yang digelar di
Brunei Darussalam, tim
Indonesia mencetak hasil
yang mengejutkan, yaitu
pertama kali menjadi juara
umum dengan perolehan dua
medali emas dan satu perak.
Golf memberikan kontribusi
besar, mengantarkan tim
Indonesia menjadi juara umum
dalam ajang tersebut.
Prestasi itu menjadi modal
yang besar bagi para atlet
Indonesia untuk lebih
berprestasi di
kompetisi-kompetisi tahun
2016 dan yang akan datang.
Murdaya juga memiliki maksud
khusus dalam mendatangkan
para pelatih golf asing. Dia
ingin para pelatih lokal
bisa meningkatkan kemampuan
mereka dengan belajar dari
para pelatih asing tersebut.
�Mereka harus mentransfer
ilmu mereka kepada para
pelatih lokal, sehingga
dalam sepuluh tahun ke depan
para pelatih Indonesia dapat
melatih bangsanya sendiri,�
jelas Murdaya.
Dengan kehadiran para
pelatih yang berkualitas,
maka dapat dibuat program
pembinaan yang sistematik
dan terukur. Harus ada
target yang jelas tahun per
tahun. Ada dua hal yang
menjadi perhatian PB PGI
dalam hal pembinaan, yaitu
program high performance dan
grass root. High
performance ditujukan
untuk para atlet yang sudah
berprestasi dan terus
berupaya untuk meningkatkan
daya saingnya pada kompetisi
yang lebih bergengsi.
Sedangkan grass root
ditujukan untuk menarik
minat para junior untuk
bermain golf. PB PGI juga
melakukan kunjungan dan
sosialisasi ke beberapa
sekolah
Saat ini ada 13 turnamen
resmi PB PGI yang masuk
agenda World Amateur Golf
Rangking (WAGR), sehingga
poinnya diperhitungkan untuk
masuk WAGR. Dengan demikian
akan semakin banyak atlet
Indonesia yang masuk dalam
rangking WAGR.
|